Yayasan Misi Tabur Tuai Gandeng Warga Tolikara Perkuat Usaha Ternak Berbasis Adat

Yayasan Misi Tabur Tuai Gandeng Warga Tolikara Perkuat Usaha Ternak Berbasis Adat

Wamena, penaxpose.com | Upaya mendorong kemandirian ekonomi masyarakat di wilayah pegunungan tengah Papua kembali dilakukan melalui pendekatan berbasis budaya dan potensi lokal. Yayasan Misi Tabur Tuai menggelar Pelatihan Usaha Ternak Babi pada Rabu, 18 Juni 2025, di Wamena, yang diikuti oleh perwakilan masyarakat dari lima distrik di Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua Pegunungan.

Kelima distrik yang menjadi sasaran utama kegiatan ini adalah Distrik Poganeri, Yuneri, Tagineri, Danime, dan Yuko. Kegiatan pelatihan ini merupakan bagian dari misi jangka panjang yayasan dalam mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat adat Papua melalui pengembangan peternakan berbasis kearifan lokal.

"Kami menyadari bahwa masyarakat Tolikara memiliki tradisi dan pengetahuan lokal dalam memelihara ternak, khususnya babi. Maka, yang kami lakukan adalah memperkuat dan memodernisasi praktik-praktik tersebut agar lebih produktif, berkelanjutan, dan berdampak ekonomi," ujar Elisabet 'Mifa' Kogoya, Ketua Yayasan Misi Tabur Tuai, saat memberikan sambutan pembukaan.

Pelatihan yang berlangsung selama satu hari ini menghadirkan dua narasumber utama yang telah berpengalaman dalam bidang peternakan, yaitu Nikson Wenda dan Diles Kogoya. Keduanya memfokuskan materi pada tiga aspek penting:

1. Perancangan dan pembangunan kandang sehat, yang sesuai dengan iklim dan kontur wilayah pegunungan,

2. Pengolahan pakan berbasis sumber daya lokal, seperti dedaunan hutan, umbi-umbian, dan limbah sayur,

3. Manajemen limbah ternak, agar tidak mencemari lingkungan dan bahkan dapat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk organik.

Metode pelatihan menggabungkan pendekatan teori dan praktik langsung, dengan simulasi pengukuran kandang dan pencampuran pakan. Para peserta berasal dari kelompok masyarakat, pemuda gereja, hingga tokoh adat yang berperan aktif dalam komunitas.

Dalam konteks sosial budaya Papua, terutama di wilayah Pegunungan Tengah, ternak babi memiliki nilai ekonomi sekaligus nilai adat. Babi digunakan dalam berbagai kegiatan tradisional seperti pesta adat, pernikahan, upacara kelahiran, dan bakar batu. Oleh sebab itu, pelatihan ini juga diarahkan tidak hanya untuk menciptakan keuntungan ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian budaya setempat.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tolikara Tahun 2024, lebih dari 65% rumah tangga di wilayah pedalaman masih memelihara babi sebagai bentuk tabungan hidup dan kekayaan keluarga.

Namun, keterbatasan pengetahuan teknis dan buruknya manajemen pakan serta kandang menjadi hambatan utama dalam meningkatkan produktivitas.

Yayasan Misi Tabur Tuai mencoba menjawab tantangan ini melalui pendekatan komunitas dan pelatihan berbasis praktik langsung. Pelatihan juga menekankan pentingnya sanitasi dan pengendalian penyakit ternak untuk menekan tingkat kematian babi yang selama ini cukup tinggi di beberapa distrik.

Kegiatan pelatihan ini turut mendukung implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2021 tentang Kewenangan Khusus Daerah Provinsi Papua dalam Penyelenggaraan Otonomi Khusus, khususnya pada sektor ekonomi dan pemberdayaan masyarakat adat. Dalam regulasi tersebut, disebutkan bahwa pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengembangkan potensi ekonomi lokal melalui program berbasis komunitas.

Lebih lanjut, pelatihan ini juga menjawab amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua, yang menegaskan bahwa pembangunan di Papua harus berbasis pada penghormatan terhadap adat istiadat, partisipasi masyarakat, dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Usai pelatihan, para peserta diharapkan dapat menjadi pelopor peternakan babi di distrik masing-masing. Yayasan Misi Tabur Tuai juga menyatakan komitmennya untuk melakukan pendampingan lanjutan, termasuk membangun jaringan kerja sama dengan penyuluh peternakan, gereja, serta dinas-dinas terkait di lingkup Kabupaten Tolikara dan Provinsi Papua Pegunungan.

“Kami percaya pembangunan Papua harus dimulai dari kampung-kampung. Jika ekonomi masyarakat kampung bangkit, maka seluruh wilayah akan bergerak,” pungkas Elisabet Kogoya.

Yayasan Misi Tabur Tuai juga mengajak pemerintah kabupaten dan pihak swasta untuk ikut serta mendukung program serupa sebagai bentuk investasi sosial jangka panjang yang berkelanjutan dan berdampak luas bagi masyarakat Papua.

(Emy) 

Pemkab Jayawijaya Kukuhkan TP PKK dan Tim Pembina Posyandu Periode 2025–2030

Pemkab Jayawijaya Kukuhkan TP PKK dan Tim Pembina Posyandu Periode 2025–2030

Wamena, penaxpose.com - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya secara resmi mengukuhkan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Jayawijaya periode 2025–2030, serta Tim Pembina Posyandu periode 2025–2029. Prosesi pengukuhan digelar di Hotel Balim, Wamena, Kamis (5/6/2025), dan dihadiri jajaran pimpinan daerah serta para tokoh perempuan dari berbagai distrik.

Pengukuhan dipimpin langsung oleh Ketua TP PKK Kabupaten Jayawijaya, Ny. Idawati Murip Waromi, didampingi Wakil Ketua TP PKK. Hadir dalam acara tersebut Bupati Jayawijaya, Atenius Murip, S.H., M.H., dan Wakil Bupati Ronny Elopere, S.IP., M.KP. Keduanya menyampaikan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung peran strategis perempuan dalam pembangunan keluarga dan masyarakat.

Dalam sambutannya, Ny. Idawati menyampaikan bahwa TP PKK Jayawijaya akan terus memperkuat kerja sama lintas sektor, terutama dalam program-program prioritas yang menyentuh kebutuhan dasar masyarakat. Fokus utama meliputi kesehatan keluarga, pendidikan anak usia dini, serta pemberdayaan ekonomi berbasis rumah tangga.

”TP PKK bukan hanya pelengkap dalam pembangunan, tetapi garda terdepan dalam membentuk keluarga tangguh, sehat, dan mandiri. Kami akan terus bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat demi tercapainya kesejahteraan bersama,” ujar Idawati.

Bupati Jayawijaya menambahkan, keberadaan TP PKK dan kader Posyandu memiliki peran sentral dalam memperkuat struktur sosial dan pelayanan publik di tingkat kampung. Ia menekankan pentingnya keberlanjutan program pemberdayaan yang berbasis komunitas.

”Peran ibu-ibu PKK dan kader Posyandu sangat signifikan, terutama dalam menjangkau masyarakat di daerah terpencil. Pemerintah akan terus mendukung penguatan kapasitas dan fasilitas yang dibutuhkan,” kata Atenius.

Acara pengukuhan juga diisi dengan penandatanganan berita acara, penyematan tanda jabatan kepada pengurus baru, serta pertunjukan seni budaya lokal sebagai bentuk penghormatan terhadap kekayaan budaya Papua Pegunungan.

Tim Pembina Posyandu yang baru diharapkan dapat meningkatkan koordinasi dengan puskesmas, tenaga kesehatan, serta masyarakat untuk menekan angka stunting dan meningkatkan gizi anak-anak, terutama di wilayah dengan akses terbatas.

Setelah pengukuhan, TP PKK dan Tim Pembina Posyandu Kabupaten Jayawijaya akan menyusun rencana kerja prioritas yang berbasis data dan kebutuhan lokal. Pendekatan partisipatif yang melibatkan tokoh adat, tokoh agama, serta unsur masyarakat lainnya akan menjadi bagian dari strategi pelaksanaan program di tingkat distrik dan kampung. (Emy) 

Ketua TP PKK Papua Pegunungan Tinjau Langsung Posyandu Pelangi di Jayawijaya

Ketua TP PKK Papua Pegunungan Tinjau Langsung Posyandu Pelangi di Jayawijaya
Sinergi Lintas Wilayah untuk Kesehatan Ibu dan Anak di Pegunungan Tengah Papua

Wamena, Jayawijaya penaxpose.com | Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Papua Pegunungan, Ny. Yuliana Kobak, S.E., M.M., yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pembina Posyandu, melakukan kunjungan kerja ke Posyandu Pelangi di Kabupaten Jayawijaya, Jumat (30/5).

Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat program pelayanan kesehatan ibu dan anak berbasis komunitas di wilayah pegunungan tengah Papua. Dalam kegiatan tersebut, Ny. Yuliana meninjau langsung proses pelayanan di Posyandu, berdialog dengan para kader, serta menyerahkan bantuan berupa alat timbang bayi, perlengkapan kesehatan balita, dan makanan tambahan.

“Posyandu adalah jantung dari pelayanan dasar untuk ibu dan anak. Kami ingin memastikan seluruh kader Posyandu di Papua Pegunungan mendapatkan dukungan dan pendampingan yang berkelanjutan,” ujar Yuliana dalam sambutannya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua TP PKK Kabupaten Lanny Jaya, Ny. Ponco Wahyu Putri Utami, S.Sos., dan Ketua TP PKK Kabupaten Jayawijaya, Ny. Dr. Idawati Waromi, Sp.KJ. Keduanya menyampaikan komitmen untuk memperkuat peran serta kader Posyandu dan mendorong peningkatan kualitas layanan di tingkat kampung dan distrik.

Suasana hangat kegiatan ini juga disemarakkan dengan dukungan spiritual melalui kehadiran Ketua Tim Doa Mama Mama Maria, Elisabet Mifa Kogoya. Ia memimpin doa pembukaan acara dan menekankan pentingnya peran doa serta nilai-nilai rohani dalam keberhasilan pelayanan masyarakat.

“Kami percaya bahwa keberhasilan pelayanan masyarakat harus dimulai dengan doa. Sebagai perempuan Papua, kami berdiri bukan hanya sebagai pendamping, tetapi juga sebagai penjaga spiritual bagi generasi muda dan keluarga,” ungkap Elisabet.

Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara TP PKK, kader Posyandu, dan kelompok-kelompok doa lokal sebagai fondasi dalam memperkuat ketahanan sosial dan kesehatan keluarga.

“Kami siap berjalan bersama pemerintah, bukan hanya secara jasmani, tetapi juga secara rohani. Karena pelayanan kesehatan dan kesejahteraan keluarga tidak bisa dipisahkan dari kekuatan spiritual,” ujarnya menambahkan.

Kunjungan ini disambut antusias oleh masyarakat, khususnya para ibu yang hadir bersama anak-anak mereka. Diharapkan, kegiatan ini dapat meningkatkan kapasitas, semangat, dan koordinasi lintas wilayah dalam mendukung pembangunan kesehatan berbasis komunitas di tanah Papua.

(Emy) 

Delapan Ketua TP PKK Kabupaten di Papua Pegunungan Resmi Dilantik, Ketua Tim Doa Sampaikan Apresiasi

Delapan Ketua TP PKK Kabupaten di Papua Pegunungan Resmi Dilantik, Ketua Tim Doa Sampaikan Apresiasi


Wamena, Jayawijayapenaxpose.com 

Ketua Tim Doa Papua Pegunungan, Elizabet Mifa Kogoya, menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi kepada delapan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) kabupaten yang resmi dilantik oleh Ketua TP PKK Provinsi Papua Pegunungan, Yuliana Kobak, S.E., M.M., pada Kamis (22/5/2025) di Hotel Baliem Pilamo, Kabupaten Jayawijaya.

Pelantikan tersebut turut dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi daerah, di antaranya Wakil Gubernur Papua Pegunungan Ones Pahabol, Bupati Tolikara Wilem Wandik, Bupati Lanny Jaya Aletinus Yigibalom, serta jajaran pengurus TP PKK provinsi dan delapan kabupaten.

Dalam pesan tertulisnya kepada Majalah Jakarta.id, Elizabet Kogoya menyampaikan harapannya agar pelantikan ini menjadi momentum penguatan sinergi antarstruktur TP PKK di wilayah pegunungan Papua.

“Pelantikan ini diharapkan menjadi titik awal dari rangkaian sinergi antara TP PKK di wilayah Papua Pegunungan demi terwujudnya keluarga yang mandiri, sejahtera, serta memiliki ketahanan moral dan sosial yang kokoh,” ujarnya dari Wamena.

Adapun delapan Ketua TP PKK Kabupaten yang dilantik untuk masa bakti 2025–2030 adalah sebagai berikut:

  • Kabupaten Yalimo: Ny. Matam Kepno Nekwek
  • Kabupaten Pegunungan Bintang: Ny. Susana Maria Apaseray, S.IP
  • Kabupaten Tolikara: Ny. Elisabet Y. Flassy
  • Kabupaten Lanny Jaya: Ny. Helena
  • Kabupaten Jayawijaya: Ny. Idawati Waromi
  • Kabupaten Mamberamo Tengah: Ny. Wahyu Putri Utami Kenelak
  • Kabupaten Nduga: Ny. Onna Mince Mofu
  • Kabupaten Yahukimo: Ny. Ami Yikwa Yahuli

Selain pelantikan Ketua TP PKK kabupaten, acara ini juga dirangkaikan dengan pelantikan Ketua Tim Pembina Posyandu untuk periode yang sama.

Momentum ini dinilai sebagai tonggak penting dalam memperkuat peran keluarga sebagai pilar pembangunan masyarakat, terutama di wilayah Papua Pegunungan yang kaya potensi namun masih menghadapi tantangan pembangunan yang kompleks. 

(Emy) 


Akademisi Muhammadiyah Papua Diusulkan Jadi Utusan Khusus Presiden Urusan Papua

Akademisi Muhammadiyah Papua Diusulkan Jadi Utusan Khusus Presiden Urusan Papua

Papua Barat Daya, penaxpose.com

Relawan Bergerak 1912 Papua Barat Daya mengusulkan kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto agar mengangkat Dr. Ir. Mervin Komber, seorang akademisi Muhammadiyah dan mantan Anggota DPD RI, sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Urusan Papua.

Ketua Relawan Bergerak 1912 Pemenangan Prabowo-Gibran wilayah Papua Barat Daya, Wisnu Brata, menyampaikan bahwa usulan ini muncul sebagai respon terhadap dinamika dan kompleksitas permasalahan yang masih dihadapi masyarakat di Tanah Papua.

“Melihat kondisi terkini di Tanah Papua dan dengan segala permasalahan yang ada, kami meminta Bapak Presiden Prabowo Subianto untuk membentuk Utusan Khusus yang akan membantu Istana Kepresidenan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan di Tanah Papua,” ujar Wisnu dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/5).

Menurut Wisnu, Dr. Ir. Mervin Komber merupakan tokoh Papua yang memiliki rekam jejak kuat dan pengalaman luas, termasuk sebagai anggota DPD RI dari Daerah Pemilihan Papua Barat selama dua periode. Ia juga dikenal sebagai sosok yang mampu menjembatani kepentingan pusat dan daerah.

“Relawan Bergerak 1912 bersepakat mengajukan seorang akademisi Muhammadiyah Papua yang berasal dari wilayah selatan Tanah Papua, yakni Dr. Ir. Mervin Komber,” tegasnya.

Dikenal sebagai penggagas konsep "Membangun Tanah Papua dengan Adat", Mervin Komber juga pernah mendeklarasikan program Kantin Kejujuran sebagai bagian dari pendidikan antikorupsi di kalangan pelajar, saat menjabat sebagai Anggota DPD RI periode 2009–2014 dan 2014–2019.

Usulan ini mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat Papua yang menilai pentingnya pendekatan kultural dan edukatif dalam menyelesaikan isu-isu Papua.

(D.Yable) 

FBR Gelar "Piknik Ramadhan di Taman Kerempugan", Dorong Pembentukan Lembaga Adat Masyarakat Betawi

FBR Gelar "Piknik Ramadhan di Taman Kerempugan", Dorong Pembentukan Lembaga Adat Masyarakat Betawi

Jakarta, penaxpose.com Forum Betawi Rempug (FBR) menggelar acara "Piknik Ramadhan di Taman Kerempugan" di Jakarta pada Selasa (25/3). Acara ini turut dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum FBR, KH. Lutfi Hakim, menyampaikan harapannya agar Gubernur segera menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) tentang Lembaga Adat Masyarakat Betawi.

"Lembaga Adat ini menjadi perhatian seluruh masyarakat Betawi. Sejak revisi UU No. 27 Tahun 2009, kami selalu mengawal prosesnya, mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan, hingga pengesahan, hingga akhirnya masuk dalam Pasal 31," ujar Lutfi Hakim dalam keterangannya.

Menurutnya, pembentukan Lembaga Adat Masyarakat Betawi merupakan bagian dari program 100 hari pemerintahan Pramono Anung-Rano Karno. Ia optimistis bahwa pada 22 Juni 2025, bertepatan dengan Hari Jadi Kota Jakarta, Pergub tersebut dapat menjadi hadiah istimewa bagi masyarakat Betawi.

Lutfi Hakim menambahkan bahwa keberadaan Lembaga Adat Masyarakat Betawi diharapkan dapat bersinergi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam menjaga kondusivitas daerah serta memperkuat persatuan melalui jalur ketahanan budaya.

"Masyarakat Betawi memiliki akar budaya yang kuat dalam sejarah Jakarta. Oleh karena itu, pengakuan terhadap hak-hak budaya dan sosial mereka dalam kebijakan daerah menjadi sangat penting," tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa sebagai entitas budaya utama di Jakarta, masyarakat Betawi harus mendapat tempat dalam kebijakan daerah. Kolaborasi antara pemerintah daerah dan lembaga adat diperlukan untuk menjaga keseimbangan sosial, budaya, dan ekonomi.

"Kami berharap di Hari Jadi Kota Jakarta tahun 2025, Pergub ini dapat menjadi hadiah istimewa bagi masyarakat Betawi," pungkasnya.

(Emy) 

MUI Jakarta Gelar Festival Seni Budaya Islam

MUI Jakarta Gelar Festival Seni Budaya Islam

Jakarta, penaXpose.com | Dalam rangka menyambut 5 abad kota Jakarta, Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta Bidang Seni Budaya Islam, berencana menggelar event “Festival Seni dan Budaya Islam pada tanggal 22 Februari 2025 berlokasi di Kantor Walikota Jakarta Utara.

Peserta Festival ini terdiri dari perwakilan MUI se-Jakarta, Majelis Taklim dan masyarakat umum dengan kategori dewasa dan anak-anak.

Sementara kreasi seni dan budaya yang akan dipentaskan dan diperlombakan di antaranya Baca Shalawat Dustur, Tari Selamat Datang (Welcome Dance), Kreasi Masakan Betawi, Pantun dan Mewarnai Kaligrafi.

Ketua Bidang Seni dan Budaya Islam MUI Jakarta, KH. Lutfi Hakim mengatakan kegiatan ini yang bertemakan “Merawat Budaya, Menumbuhkan Cinta Tanah Air” dimaksudkan untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai dan kearifan lokal masyarakat Jakarta yang religius sebagai wujud ketahanan budayanya di dalam menghadapi era ekonomi global.

“Selain itu, kami berharap kegiatan ini dapat Memperkuat rasa kebangsaan, 

Memperkenalkan kekayaan budaya, Revitalisasi budaya sebagai sarana komunikasi serta Menjaga dan mengembangkan kekayaan intelektual bangsa.” Pungkasnya.

(Emy) 

Ketua Tim Doa 14 Papua Pegunungan Ucapkan Selamat kepada Bupati dan Wakil Bupati Jayawijaya Terpilih

Ketua Tim Doa 14 Papua Pegunungan Ucapkan Selamat kepada Bupati dan Wakil Bupati Jayawijaya Terpilih

Wamena, penaXpose.comKetua Tim Doa 14 Papua Pegunungan, Elisabeth Kogoya, menyampaikan ucapan selamat kepada pasangan Bupati dan Wakil Bupati Jayawijaya terpilih, Athenius Murip dan Roni Elopere, yang telah resmi ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pemimpin Kabupaten Jayawijaya periode 2024–2029.

Pasangan nomor urut 2 ini berhasil memenangkan pemilu dengan perolehan 109.945 suara berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dari 40 distrik di Kabupaten Jayawijaya.

Dalam pernyataannya pada Senin (27/1/2025), Elisabeth Kogoya menyampaikan harapan besar terhadap kepemimpinan Athenius Murip dan Roni Elopere. “Selamat bertugas, semoga kita dapat membawa Jayawijaya menuju masa depan yang lebih baik,” ujar Elisabeth.

Sebagai Ketua Tim Doa 14 yang aktif di berbagai gereja, Elisabeth menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan gereja-gereja untuk menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Ia juga menyoroti pentingnya peran pasangan pemimpin terpilih dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat, khususnya Anak Balim, selama masa jabatan mereka.

“Kami percaya bahwa pasangan ini memiliki komitmen kuat untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, yang merupakan kebutuhan utama masyarakat Jayawijaya,” tambah Elisabeth.

Elisabeth juga mengajak seluruh elemen masyarakat Jayawijaya untuk bersatu mendukung dan mengawal program-program yang akan dijalankan oleh bupati dan wakil bupati terpilih. Ia berharap kolaborasi ini dapat mempercepat pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.

Pelantikan Athenius Murip dan Roni Elopere diyakini akan menjadi awal baru bagi Kabupaten Jayawijaya untuk mencapai masa depan yang lebih sejahtera, adil, dan bermartabat bagi seluruh warganya.

(Emy)