Milad Aisyiyah DKI Jakarta ke-108: Perempuan Aisyiyah Kokohkan Ketahanan Pangan Melalui Gerakan Qaryah Thayyibah


Jakarta, penaxpose.com | 24 Juni 2025 — Dalam rangka memperingati Milad Aisyiyah ke-108, Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) DKI Jakarta menyelenggarakan kegiatan Tasyakur Milad dengan mengusung tema: “Memperkokoh Ketahanan Pangan Berbasis Qaryah Thayyibah Menuju Ketahanan Pangan di DKI Jakarta”. Acara ini digelar di Auditorium Ir. Djuanda, Gedung Dakwah Muhammadiyah DKI Jakarta, dan dihadiri lebih dari 300 peserta dari berbagai elemen organisasi serta mitra perempuan lintas ormas.

Peserta kegiatan berasal dari unsur Pimpinan Harian PWA DKI Jakarta, Majelis dan Lembaga PWA, Pimpinan Daerah dan Cabang Aisyiyah se-DKI Jakarta, serta organisasi putri seperti Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Hadir pula perwakilan dari IGABA, IGASI, BKOW DKI Jakarta, Wanita Islam, dan Muslimat NU DKI Jakarta.

Materi pertama disampaikan oleh perwakilan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) Provinsi DKI Jakarta, yaitu Kepala Bidang Pertanian Ibu Mujiati, S.P., M.Si. Dalam paparannya, beliau menegaskan bahwa urban farming merupakan strategi jangka panjang yang krusial dalam memperkuat ketahanan pangan lokal di tengah urbanisasi Jakarta.


Urban farming atau pertanian perkotaan adalah praktik budidaya, pengolahan, dan distribusi pangan di sekitar lingkungan kota yang mencakup pertanian, peternakan, dan perikanan. Manfaatnya antara lain:

  • Memenuhi kebutuhan pangan keluarga dan komunitas secara mandiri
  • Menurunkan pengeluaran rumah tangga dan meningkatkan pendapatan
  • Mengurangi limbah pangan dan emisi karbon
  • Meningkatkan akses terhadap pangan sehat dan bergizi
  • Mendorong tumbuhnya usaha sosiopreneur berbasis komunitas

“Saat ini sekitar 95% kebutuhan pangan Jakarta masih dipasok dari luar daerah. Urban farming menjadi solusi nyata yang menyentuh aspek konsumsi, produksi, distribusi, hingga edukasi dan ekonomi masyarakat,” jelas Mujiati.

Ia juga menyoroti keberhasilan praktik urban farming di Jakarta Barat, seperti kegiatan tanam serentak pada 21 Januari 2025 yang melibatkan 3.120 peserta di 72 lokasi dan menghasilkan 200 ribu bibit tanaman pangan.


Materi kedua disampaikan oleh Dr. Dra. Trias Setiawati, M.Si, Wakil Ketua Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) Pimpinan Pusat Aisyiyah sekaligus dosen Universitas Islam Indonesia (UII). Ia menekankan pentingnya peran strategis perempuan Aisyiyah dalam membangun kemandirian pangan melalui nilai-nilai Qaryah Thayyibah dan keluarga sakinah.

“Lumbung Hidup Aisyiyah (LHA) adalah gerakan nyata memanfaatkan setiap jengkal lahan di kota, pesisir, dan desa, guna menjamin ketersediaan pangan dan menopang ekonomi keluarga,” jelasnya.

Gerakan LHA kini telah berkembang menjadi Kelompok Wanita Tani (KWT) yang terorganisasi, menjalin kerja sama dengan kampus, hingga merambah pasar ekspor. Program ini merupakan bagian dari agenda strategis hasil Muktamar Aisyiyah ke-48.

Dr. Trias juga menyoroti beberapa program unggulan dan tantangan pangan Jakarta, seperti:

  • Gerakan “Satu Rumah Lima Pot”
  • Integrasi program pangan bersubsidi
  • Pelatihan ekonomi keluarga dan gizi rumah tangga

Keberhasilan kegiatan tanam serentak dan kolaborasi dengan DKPKP DKI Jakarta menjadi bukti nyata meningkatnya kesadaran warga terhadap pangan sehat dan mandiri, serta minat terhadap hidroponik dan panen kolektif sayuran organik.

“Dengan memadukan urban farming, pelatihan ekonomi keluarga, dan semangat gotong royong, Aisyiyah membangun mini food estate berbasis komunitas sebagai pilar ketahanan pangan lokal,” tutup Dr. Trias.

Melalui momentum Milad ke-108 ini, Aisyiyah menegaskan peran perempuan sebagai agen perubahan yang tangguh dalam mewujudkan masyarakat yang mandiri, berdaya, dan sejahtera — secara ekonomi, spiritual, dan lingkungan. Semangat ini menjadi fondasi kokoh dalam membangun Jakarta yang lebih kuat, adil, dan berkelanjutan.

(Romadhoni) 

0 Comments

Posting Komentar