LDKS SMPN 12 Jakarta: Cetak Pemimpin Muda Berkarakter di Bogor

LDKS SMPN 12 Jakarta: Cetak Pemimpin Muda Berkarakter di Bogor

Bogor, penaXpose.comSMP Negeri 12 Jakarta menyelenggarakan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) bagi calon pengurus OSIS dan MPK Tahun Ajaran 2025/2026. Kegiatan ini berlangsung pada 22–23 September 2025 di kawasan Citra Alam Riverside, Cisarua, Bogor.

Sebanyak 100 siswa mengikuti kegiatan ini, terdiri dari 75 calon pengurus OSIS dan 25 calon pengurus MPK. Selama dua hari, mereka dibekali berbagai materi dan simulasi kepemimpinan, mulai dari dasar-dasar organisasi, kedisiplinan, hingga keterampilan komunikasi dan manajemen konflik.

Kegiatan LDKS mengusung visi “Membentuk murid yang berkarakter, disiplin, dan berjiwa kepemimpinan”. Melalui misi penanaman nilai disiplin, pengembangan kemampuan memimpin, serta pembentukan identitas diri yang kokoh, pihak sekolah berharap calon pengurus OSIS dan MPK memiliki bekal yang cukup untuk menjalankan amanah organisasi di lingkungan sekolah.

Adapun tujuan kegiatan ini antara lain membekali siswa dengan dasar kepemimpinan, menumbuhkan rasa percaya diri, kemandirian, dan solidaritas, serta melatih kemampuan pengambilan keputusan. Selain itu, LDKS juga menjadi wadah kaderisasi untuk mencetak pengurus OSIS dan MPK yang berkompeten, berkarakter, serta siap melanjutkan estafet kepemimpinan di SMPN 12 Jakarta.

“LDKS bukan sekadar kegiatan tahunan, tetapi momentum penting untuk membentuk siswa sebagai calon pemimpin muda yang visioner dan bertanggung jawab,” ujar Setiawan, S.Pd., M.Si., Kepala Sekolah SMPN 12 Jakarta.

Dengan berakhirnya kegiatan LDKS, para peserta diharapkan mampu mengimplementasikan nilai-nilai kepemimpinan dan tanggung jawab dalam organisasi maupun kehidupan sehari-hari, sekaligus menjadi teladan bagi seluruh siswa di sekolah. (Red) 

Manajemen Keuangan Perusahaan di Era Digital Payment: Tantangan dan Peluang

Manajemen Keuangan Perusahaan di Era Digital Payment: Tantangan dan Peluang


Penulis          : Shilla Khairani Putri
NIM                : 2410101059
Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Perusahaan Universitas Islam Tazkia Bogor

Bayangkan sebuah perusahaan ritel besar yang setiap harinya melayani jutaan transaksi. Dahulu, arus kas perusahaan ini sangat bergantung pada pembayaran tunai dan transfer bank konvensional. Kini, peta bisnis berubah drastis: lebih dari 70% transaksi dilakukan melalui dompet digital, QRIS, hingga buy now pay later (BNPL). Perubahan ini tidak hanya soal cara membayar, tetapi juga cara perusahaan mengelola keuangannya. Pertanyaannya: siapkah manajemen keuangan perusahaan menghadapi era digital payment yang serba cepat, transparan, sekaligus penuh risiko?

Transformasi digital di sektor keuangan membawa dampak signifikan bagi perusahaan. Berdasarkan proyeksi industri yang dilaporkan Katadata, nilai transaksi uang elektronik di Indonesia diperkirakan menembus Rp2.000 triliun pada 2025. Pertumbuhan eksponensial ini menandakan bahwa digital payment bukan lagi sekadar tren, melainkan kebutuhan operasional.

Namun, arus kas yang sebelumnya bisa diprediksi lebih stabil kini menjadi semakin kompleks. Perusahaan harus menghadapi biaya merchant discount rate (MDR), risiko kebocoran data, potensi fraud digital, hingga perubahan perilaku konsumen yang semakin mengandalkan cicilan instan seperti BNPL.

Masalah lain adalah kesenjangan adaptasi. Banyak perusahaan besar mampu mengintegrasikan digital payment gateway dengan sistem Enterprise Resource Planning (ERP), sementara UMKM sering kali kesulitan mencatat transaksi digital secara akurat. Akibatnya, muncul potensi mismatch antara realisasi keuangan dengan pencatatan dalam laporan keuangan.

Di satu sisi, digital payment memberikan peluang besar bagi perusahaan. Transparansi transaksi meningkat karena semua kegiatan tercatat otomatis dalam sistem. Perusahaan juga dapat memanfaatkan big data dari pola pembayaran konsumen untuk menyusun strategi pemasaran yang lebih efektif. Selain itu, digital payment mempercepat siklus kas, yang berarti perusahaan bisa mengelola modal kerja lebih efisien.

Namun, disisi lain, ada tantangan serius. Pertama, risiko keamanan data dan fraud. Laporan PwC Global Economic Crime and Fraud Survey 2024 menunjukkan bahwa lebih dari 40% perusahaan global pernah mengalami kejahatan siber terkait pembayaran digital. Kedua, ketergantungan pada infrastruktur digital. Gangguan server atau kegagalan sistem pembayaran bisa melumpuhkan arus kas harian. Ketiga, regulasi yang terus berkembang. Misalnya, BI dan OJK terus memperketat aturan terkait keamanan data, integrasi QRIS, dan pelaporan transaksi digital.

Dari perspektif manajemen keuangan, tantangan terbesar adalah perubahan pola likuiditas. Jika dulu transaksi tunai bisa langsung digunakan, kini ada jeda settlement antara penyedia layanan pembayaran dan perusahaan. Bagi perusahaan dengan arus kas ketat, delay satu atau dua hari saja bisa mengganggu likuiditas operasional.

Meski begitu, jika dikelola dengan tepat, digital payment dapat menjadi leverage strategis. Contohnya, GoTo dan Shopee memanfaatkan layanan dompet digital bukan hanya sebagai alat pembayaran, tetapi juga sebagai instrumen pengelolaan dana dan customer engagement. Perusahaan-perusahaan ini berhasil memonetisasi data keuangan menjadi sumber keuntungan baru.

Apa yang harus dilakukan perusahaan?

Pertama, integrasi sistem keuangan digital. Perusahaan harus memastikan bahwa setiap transaksi digital langsung tercatat dalam sistem akuntansi. Ini bisa dicapai dengan menghubungkan payment gateway ke ERP atau software akuntansi berbasis cloud.

Kedua, penguatan manajemen risiko digital. Perusahaan wajib berinvestasi pada keamanan siber, enkripsi data, dan sistem deteksi fraud. Tidak kalah penting, literasi digital bagi karyawan keuangan juga harus ditingkatkan.

Ketiga, diversifikasi instrumen pembayaran. Jangan hanya mengandalkan satu platform. Semakin beragam kanal pembayaran, semakin kecil risiko tergantung pada satu sistem yang mungkin bermasalah.

Keempat, kolaborasi dengan regulator dan fintech. Perusahaan perlu aktif mengikuti kebijakan BI dan OJK agar tidak tertinggal dari sisi kepatuhan. Kolaborasi juga membuka peluang inovasi, misalnya integrasi sistem keuangan perusahaan dengan layanan digital banking berbasis syariah yang kini mulai berkembang.

Era digital payment bukan ancaman, melainkan peluang untuk mengubah manajemen keuangan perusahaan menjadi lebih modern, transparan, dan responsif. Tantangannya nyata: risiko fraud, keterlambatan settlement, hingga regulasi yang dinamis. Namun, dengan strategi integrasi sistem, penguatan keamanan, dan kolaborasi lintas sektor, perusahaan bisa menjadikan digital payment sebagai motor pertumbuhan keuangan jangka panjang.

Pada akhirnya, pertanyaan bagi perusahaan bukan lagi “apakah perlu beradaptasi dengan digital payment?”, melainkan “seberapa cepat kita bisa beradaptasi agar tetap relevan?”

Universitas BSI Margonda Depok Aktif Tingkatkan Literasi Digital Mahasiswa di Era Industri 4.0

Universitas BSI Margonda Depok Aktif Tingkatkan Literasi Digital Mahasiswa di Era Industri 4.0

DEPOK, penaXpose.comUniversitas BSI (Bina Sarana Informatika) Margonda Depok menunjukkan komitmen kuat dalam meningkatkan literasi digital di kalangan mahasiswa. Melalui serangkaian inisiatif seperti seminar, pelatihan intensif, dan program Kampus Merdeka, universitas ini berupaya membekali mahasiswanya dengan keterampilan digital yang esensial untuk menghadapi tantangan dan peluang di era revolusi industri 4.0.

Rektor Universitas BSI Margonda Depok, Dr. Nani Mulyani, S.Kom., M.M., menjelaskan bahwa literasi digital bukan lagi sekadar kemampuan menggunakan perangkat, tetapi juga kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif dalam memanfaatkan teknologi. "Di era ini, mahasiswa harus mampu mengakses, memahami, mengevaluasi, dan menciptakan informasi secara digital. Ini adalah kunci untuk bersaing dan berhasil di dunia kerja yang semakin digital," ujarnya.

Berbagai program telah dirancang untuk mendukung peningkatan literasi digital mahasiswa. Seminar dan workshop rutin menghadirkan pakar teknologi dan praktisi industri untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Pelatihan intensif berfokus pada pengembangan keterampilan spesifik seperti analisis data, pengembangan web, desain grafis, dan pemasaran digital.

Program Kampus Merdeka juga dimanfaatkan untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa. Melalui magang di perusahaan teknologi dan proyek kolaborasi dengan industri, mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh dan mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.

Salah satu mahasiswa Universitas BSI Margonda Depok, Annisa Rahman, mengungkapkan bahwa program-program yang ditawarkan sangat membantu dalam meningkatkan kemampuannya di bidang teknologi. "Saya merasa lebih percaya diri dalam menggunakan berbagai platform digital dan mengembangkan ide-ide kreatif. Ini sangat penting untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja nanti," katanya.

Universitas BSI Margonda Depok berharap, dengan berbagai upaya yang dilakukan, mahasiswanya dapat menjadi agen perubahan yang mampu memanfaatkan teknologi untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa. Peningkatan literasi digital juga diharapkan dapat mendorong inovasi dan kreativitas di berbagai bidang, serta menciptakan peluang ekonomi baru di era digital. []

Pengibar Bendera 17 Agustus di Pandeglang, Christian Permana, Sosok Anak Pesisir Nelayan Dari Muara Angke

Pengibar Bendera 17 Agustus di Pandeglang, Christian Permana, Sosok Anak Pesisir Nelayan Dari Muara Angke

Pandeglang, penaxpose.comMomen salah satu anak pesisir nelayan dari Muara Angke, Jakarta Utara, Christian Permana mendapatkan kesempatan mengibarkan bendera merah putih pada acara HUT Ke-80 RI, 17 Agustus tahun 2025 adalah hal yang sangat membanggakan, bertempat di Alun Alun Pandeglang, Banten, pada Minggu (17/8/2025). 

Hal ini menunjukkan bahwa semangat kemerdekaan tidak hanya dirasakan bagi Christian Permana, namun juga dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,  termasuk mereka yang menjadi peserta Paskibraka dari Yayasan Pendidikan Universitas Presiden, SMA Presiden 2 Tanjung Lesung (Boarding School).

Christian Permana masuk menjadi Paskibraka untuk tingkat Kabupaten tidaklah mudah, karena dalam pendidikan yang diemban nya saat itu, dia harus mengikuti tes dari seleksi di berbagai sekolah yang ada di Kabupaten Pandeglang. 

Siswa SMA Presiden 2 Tanjung Lesung (Boarding School) yang memiliki tinggi sekitar 171 cm dengan hobby olahraga, belajar dan tahfidz qur'an ini, diketahui selepas dari SMA dirinya berkeinginan melanjutkan kejenjang pendidikan militer serta ingin mengikuti tes Akademi Polisi (Akpol) Taruna.

Christian Permana, putra pertama dari pasangan James Wiling dan Nurhayati ini merupakan sosok anak yang memiliki ketekunan dan kegigihan dalam belajar, meski jauh dari orang tua, kehidupan keseharian nya penuh dengan kemandirian.

Sementara, James Wiling yang merupakan Tokoh Pemuda di Muara Angke, yang juga salah satu pembina Yayasan Yatim Piatu di Masjid Al Mubarok Muara Angke, berharap kelak anaknya menjadi anak yang bermanfaat untuk bangsa dan negara.

"Saya merasa bangga ketika Christian permana terpilih menjadi salah satu pengibar bendera pada 17 Agustus di Alun-alun Pandeglang, ini adalah satu pencapaian dari ketekunan dan kegigihan dalam belajar, semoga prestasi ini tidak menjadikan nya berbesar hati, namun tetap rendah hati," Ungkap James Wiling. (Rls) 


#Christian Permana
#Anak Pesisir Nelayan Muara Angke
#Paskibraka 17 Agustus 2025
#SMA Presiden 2 Tanjung Lesung (Boarding School)
#Yayasan Universitas Presiden
#Alun-alun pandeglang
#HUT Ke-80 RI

Diduga Ada Penahanan Ijazah di SMK Bumi Sejarah Cibungbulang Bogor, Karena Tunggakan Biaya Studi Tour

Diduga Ada Penahanan Ijazah di SMK Bumi Sejarah Cibungbulang Bogor, Karena Tunggakan Biaya Studi Tour

 


Bogor, Jawa Barat – Praktik penahanan ijazah siswa diduga masih terjadi di sejumlah sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kabupaten Bogor. Salah satunya dilaporkan terjadi di SMK Bumi Sejarah, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Informasi yang dihimpun pada Rabu (10/07/2025), penahanan ijazah tersebut diduga berkaitan dengan tunggakan pembayaran biaya kegiatan studi tour dan acara perpisahan sekolah.

Salah satu wali murid berinisial DM mengaku anaknya tidak mengikuti kegiatan studi tour tersebut, namun tetap diwajibkan membayar biaya sebesar Rp3.500.000.

"Anak kami tidak ikut studi tour, tapi kami tetap diwajibkan membayar sebesar Rp3,5 juta. Saya baru mampu membayar sepertiganya, dan itu pun masih diminta untuk segera melunasi agar ijazah anak bisa diambil," keluh DM saat diwawancarai pada Sabtu (06/07/2025).

Menanggapi hal ini, tim dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kresnayana, M. Sanusi, bersama aktivis sosial Ustad Yudi Sunaryo, menyayangkan adanya tekanan terhadap wali murid, khususnya dari kalangan kurang mampu.

“Masyarakat tidak mampu seharusnya tidak diberi beban biaya tambahan seperti itu, apalagi sampai menghambat pengambilan ijazah. Padahal, sekolah tersebut menerima dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dengan jumlah yang cukup besar setiap tahunnya,” ujar M. Sanusi.

Kasus ini menambah daftar panjang praktik pungutan di luar ketentuan yang masih terjadi di dunia pendidikan. Diharapkan pihak berwenang segera melakukan investigasi terhadap praktik tersebut dan memberikan solusi agar siswa tidak dirugikan. (Sns) 

Diduga Ada Pemaksaan Infaq dan Penahanan Ijazah di Sekolah Al-Fikri Cibunian Bogor

Diduga Ada Pemaksaan Infaq dan Penahanan Ijazah di Sekolah Al-Fikri Cibunian Bogor

Bogor, Jawa Barat – Praktik pemaksaan pembayaran infaq serta dugaan penahanan ijazah siswa-siswi kembali mencuat, kali ini terjadi di Sekolah Al-Fikri yang berlokasi di Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Menurut informasi yang diterima pada Selasa (09/07/2025), siswa-siswi di sekolah tersebut diduga diwajibkan membayar sejumlah biaya setiap kali ada kegiatan kenaikan kelas atau perpisahan, dengan nilai yang cukup tinggi.

Salah satu wali murid berinisial AP mengungkapkan bahwa infaq yang bersifat "wajib" tersebut mencapai Rp1.800.000 per siswa setiap tahunnya. Ironisnya, menurut AP, ada pula ijazah siswa yang hingga kini masih ditahan pihak sekolah karena orang tua murid belum melunasi pembayaran.

"Hampir setiap tahun ada kewajiban membayar infaq sebesar Rp1,8 juta per siswa. Bahkan ada ijazah siswa dari tahun lalu yang masih disimpan pihak sekolah karena belum bisa melunasi," ujar AP.

Saat tim Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kresnayana mencoba melakukan konfirmasi melalui pesan WhatsApp kepada Kepala Sekolah Al-Fikri, yang bersangkutan justru memblokir kontak tim LBH tersebut.

Menanggapi situasi ini, LBH Kresnayana menyatakan akan melaporkan dugaan pungutan liar dan penahanan ijazah ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Aparat Penegak Hukum (APH) untuk ditindaklanjuti.

“Praktik seperti ini tidak bisa dibiarkan. Pendidikan adalah hak semua warga negara, dan tidak boleh ada pemaksaan atau penahanan hak siswa,” tegas perwakilan LBH.

Kasus ini diharapkan mendapat perhatian serius dari pihak terkait agar tidak terulang dan agar pihak sekolah menjalankan fungsi pendidikan dengan menjunjung asas keadilan dan keterbukaan. (Sns) 

Atlet Prestasi Wushu, Reyhans Clementrich Houston Wakili Nama Baik Sekolah

Atlet Prestasi Wushu, Reyhans Clementrich Houston Wakili Nama Baik Sekolah

Jakarta, penaxpose.com - Sekolah Saint Nicholas Foundation (ST NICHOLAS) baru-baru ini mengadakan acara pelepasan murid yang telah menyelesaikan satu tahun ajaran. Acara ini diadakan di Rukan Circle West Citra Garden 6 Blok I-01B No. 19-25, Kelurahan Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, pada Rabu (18/6/2025).

Kepala Sekolah Saint Nicholas, Christina Dwi Putri, M.Pd (Principal of Kidsland & Frimary Citra 6) mengatakan telah menyaksikan pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa dari setiap murid, "Mereka telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam berbagai aspek, baik akademik maupun non-akademik. Dari prestasi di bidang olahraga hingga kreativitas dalam seni, setiap anak telah menunjukkan potensi dan bakat yang luar biasa" ujarnya.

Dikesempatan yang sama, Christina menyampaikan bahwa acara pelepasan murid ini merupakan momen yang sangat penting bagi siswa-siswa yang telah menyelesaikan satu tahun ajaran.

"Acara pelepasan murid ini bukan hanya sekedar perayaan, tetapi juga merupakan pengakuan atas kerja keras dan dedikasi siswa-siswa kami," pungkas Christina.

Menurutnya siswa-siswa Saint Nicholas telah menunjukkan prestasi yang luar biasa dalam berbagai aspek, baik akademik maupun non-akademik. Salah satu siswa yang patut dibanggakan adalah Reyhans Clementrich Houston, yang belum genap 8 tahun. Reyhans telah menunjukkan prestasi luar biasa dalam wushu dan telah mengharumkan nama baik sekolah.

"Reyhans adalah contoh nyata dari siswa-siswa kami yang memiliki bakat dan dedikasi yang luar biasa," tambah Christina Dwi Putri.

"Kami sangat bangga dengan prestasinya dan berharap dia dapat terus mengembangkan bakatnya di masa depan." Sambungnya.

Christina juga menekankan pentingnya kemitraan antara orang tua dan sekolah dalam proses pendidikan, "Kami percaya bahwa kemitraan antara orang tua dan sekolah sangat penting dalam membantu siswa-siswa kami mencapai potensi mereka yang penuh," ujarnya.

Dengan dukungan penuh dari pihak sekolah dan orang tua, siswa-siswa Saint Nicholas dapat mencapai prestasi yang luar biasa dan menjadi generasi yang sukses di masa depan. Christina berharap bahwa acara pelepasan murid ini dapat menjadi motivasi bagi siswa-siswi untuk terus berprestasi dan mencapai kesuksesan.

Reyhans telah menunjukkan prestasi gemilang dalam beberapa acara, termasuk Jakarta Martial Arts Extravaganza (JMAE) 2025, di mana ia berhasil merebut juara 1 dan 2. Keberhasilan ini tidak hanya membawa kebanggaan bagi dirinya, tetapi juga bagi orang tua dan sekolahnya.

Selain Reyhans, siswa lain yang patut dibanggakan juga adalah Shilloh Ararya Anggrawidjaja (Grade 2). Menurut Christina siswa nya itu telah meraih prestasi gemilang saat mengikuti kompetisi di luar sekolah. Diantaranya meraih Top 5 Spelling Bee Competition at SBM, 1st place Spelling Bee Competition at EF Regional, Top 10 Spelling Bee Competition at EF National grade, 1st place Spelling Bee at SDH Jakarta Barat dan 1st place Grammar Competition at EF Regional for grade 3 & 4 category.

Pihak sekolah sangat mendukung penuh kegiatan atletik dan menyediakan fasilitas dan sumber daya yang memadai untuk membantu siswa mencapai prestasi yang maksimal. Kami percaya bahwa kegiatan atletik dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan, disiplin, dan semangat kompetitif yang positif.

"Dengan dukungan penuh dari pihak sekolah, kami yakin bahwa siswa-siswa dapat mencapai prestasi yang luar biasa dan mengangkat nama baik sekolah. Oleh karena itu, kami sangat mendukung dan memotivasi siswa-siswa untuk berprestasi dan mencapai kesuksesan" ucapnya.

Sebagai lembaga pendidikan, Kepala Sekolah Saint Nicholas itu percaya bahwa kemitraan antara orang tua dan sekolah sangat penting dalam proses pendidikan. Komunikasi yang efektif adalah kunci utama dalam membangun kemitraan yang baik antara orang tua dan sekolah. Dengan komunikasi yang baik, kita dapat menyampaikan segala rencana dan kebutuhan anak-anak kita kepada pihak sekolah.

"Dengan kerja sama yang baik antara orang tua dan sekolah, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak-anak kita untuk belajar dan berkembang. Pihak sekolah akan memberikan kualitas pendidikan yang terbaik, dan orang tua dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan di rumah. Dengan demikian, anak-anak kita akan dapat mencapai potensi mereka yang penuh dan menjadi generasi yang sukses di masa depan" terang Christina.

"Semoga dengan dukungan dan kemitraan yang baik antara orang tua dan sekolah, kita dapat membantu anak-anak kita mencapai kesuksesan dan menjadi generasi yang membawa perubahan positif di masa depan" harapnya.

(  )

STIE MBI Gelar MBI Explora Fest, Cetak Wirausaha Muda Berkualitas

STIE MBI Gelar MBI Explora Fest, Cetak Wirausaha Muda Berkualitas

Jakarta, penaxpose.com | Sabtu, 22 Maret 2025

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Manajemen Bisnis Indonesia (STIE MBI) kembali menggelar MBI Explora Fest dengan tema "Sinergitas Mahasiswa serta UMKM untuk Membangun Kampus Berwirausaha Unggul dan Inovasi Bisnis Berkelanjutan". Acara ini bertujuan untuk mendorong kolaborasi antara mahasiswa dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mengembangkan kewirausahaan yang berdaya saing.

Dalam pelaksanaannya, STIE MBI menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, seperti instansi pemerintahan kecamatan, UMKM setempat, KNPI, kepala desa, serta karang taruna, guna memperkuat ekosistem bisnis yang lebih inovatif dan berkelanjutan.

Kolaborasi untuk Meningkatkan Wirausaha

Ketua pelaksana acara, Adinda, menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya MBI Explora Fest.

"Terima kasih kepada panitia, dosen, masyarakat, serta semua pihak yang telah mendukung acara ini. MBI Explora Fest bukan sekadar ajang jual beli, tetapi juga pengalaman dan pembelajaran baru bagi mahasiswa dan UMKM dalam mengembangkan bisnis yang lebih baik," ujar Adinda.

Sementara itu, Ketua STIE MBI, Dr. H. Teguh Prajitno, S.E., M.M., menekankan pentingnya peran dunia pendidikan dalam mendukung pertumbuhan UMKM menuju Indonesia Emas 2045.

"Pemerintah pusat menargetkan 70 persen perekonomian Indonesia ditopang oleh usaha menengah. Untuk mewujudkan hal itu, kampus dan jajarannya harus berkolaborasi guna mendorong UMKM naik kelas," paparnya saat diwawancarai.

Ia juga mengingatkan mahasiswa untuk memanfaatkan ilmu yang diperoleh sebagai bekal masa depan. Pemerintah telah mencanangkan program kerja sama antara UMKM dan koperasi guna menggerakkan ekonomi kerakyatan serta mengatasi permasalahan finansial, seperti pinjaman online ilegal.

Akademisi dan Dunia Usaha Bersinergi

Dosen pembimbing, Yohan Nurdiansyah, S.E., M.M., menegaskan bahwa MBI Explora Fest merupakan bentuk nyata sinergi antara dunia akademik dan dunia usaha.

"Melalui acara ini, para pelaku usaha memiliki kesempatan untuk menampilkan kreativitas dan inovasi mereka. Mahasiswa juga dituntut untuk tidak hanya memiliki kemampuan akademik, tetapi juga memahami dinamika dunia bisnis," jelasnya.

Senada dengan itu, Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STIE MBI, Widia Yunitawati, S.H., M.M., memberikan semangat kepada mahasiswa yang telah bekerja keras menyelenggarakan acara ini.

"Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang diintegrasikan dalam mata kuliah. Semoga acara ini sukses dan menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk lebih kreatif dan aktif dalam dunia bisnis," tuturnya.

Dengan terselenggaranya MBI Explora Fest 2025, STIE MBI berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa untuk terus berinovasi dalam berwirausaha, sekaligus mendorong pertumbuhan UMKM yang lebih kuat dan berdaya saing.

(MJ/Cawang)